Tersebutlah suatu kisah keyakinan umat yang amat kental kepada benda-benda mistik.
Maka bagi umat yang amat ketagih menziarahi makam untuk mencari barokah, mereka sanggup datang dari jauh semata-mata hendak duduk bersila, atau datang dengan berlutut mendekati kawasan makam.
Makam yang dikunjungi sudah tentu makam tokoh ternama, makam tokoh legenda, makam tokoh sanjungan, atau mungkin tokoh yang sesat mengamalkan ajaran kebatinan dan sebagainya.
Umat yang mengekori perbuatan orang yang terdahulu jarang menyemak sejarah makam dan tokoh yang disanjungi itu.
Semuanya berdasarkan sembang orang, terutama yang hobinya menziarahi makam-makam kuno bagi mendapatkan sesuatu.
Yang sudah biasa datang ke makam, akan mendapat kekesanan dalam berdoa, kekesanan dalam mengerjakan solat. Mereka boleh mengerjakan amalan sunnah di sisi makam.
Amalan solat di sisi makam juga banyak diamalkan oleh para pengikut Syiah Imamiah.
Selain hendak mendapatkan barokah dari kunjungan sekejap ke makam, ada juga yang mengetahui jadual kunjungan ke sesuatu tempat.
BULAN SURO
Bulan Suro atau Muharram adalah bulan kunjungan ke makam.
Maka sibuklah mereka mendatangi makam kuno.
Pada masa itu jugalah konon ada upacara ganti menutup makam. Kain penutup makam yang lama perlu diganti dengan kain baru, tidak kiralah warna apa pun, putih, kekuningan, hijau atau hitam.
Maka, apabila kain penutup makam itu diganti baru, kain yang lama akan jadi rebutan para penziarah.
Ada yang berebutan kain makam.
Untuk mengatasi masalah rebutan, maka pihak penjaga makam sebaik kain penutup yang lama ditarik keluar, dan kain baru diletakkan, dia pun menggunting kain penutup yang lama itu. Dia gunting kecil-kecil dan diberikan kepada para penziarah yang semuanya berdesakan hendak mendapatkan cebisan kain.
Untuk apa cebisan kain ini?
"Orang bilang, siapa yang menyimpan cebisan kain penutup makam ini, kalau dia peniaga, rezekinya akan bertambah, usaha apa pun akan menjadi," kata penziarah yang taksub.
"Bukan itu sahaja, malah kalau kita masih bujang dan ingin mendapatkan jodoh, berkat menyimpan kain ini sahaja pun sudah memadai," ujar penziarah yang lain.
KELEBIHAN
Pendeknya, kepercayaan mistik terhadap kain penutup makam sudah menjadi keyakinan yang ikut-ikutan.
Penjaga makam yang menggunting kain penutup makam malah bercerita tentang kelebihan kain itu, ia menyebabkan orang ramai semakin meyakini kelebihan cebisan kain penutup makam.
Sebetulnya, kain penutup makam itu tidak mendatangkan apa-apa manfaat dan mudarat pun. Ia hanya cerita atas cerita. Ikut-ikutan. Kalau ada orang lain berebut cebisan kain, mereka pun ikut berebut.
Untuk apa? Ya, untuk disimpan dalam dompet. Mana tahu mendapat alamat baik. Rezeki tumplek. Bertambah. Tapi bukan tidak ada pantangannya.
"Jangan dibawa ke tandas ya!" begitulah nasihat penjaga makam.
Maka apabila mendengar amaran itu, semua orang patuh. Tidak berani membawa masuk cebisan kain dari makan keramat itu ke tandas. Kalau terlupa bagaimana?
Kalau melanggar pantangannya, orang itu akan ditimpa masalah. Perniagaan tidak menjadi. Pelanggan kurang. Atau jadi bankrap.
Ada-ada sahaja. Itu baru kain penutup makam kuno yang dikatakan keramat. Belum lagi kain kafan yang dicuri dari kuburan. Maka pantangannya lebih hebat lagi. []
No comments:
Post a Comment